CERPEN

Seorang Perempuan dan Pohonnya
INI LAH mungkin wujud sesungguhnya dari sebuah kesialan itu. Ketika Pandora membuka peti, seluruh kutukan yang paling mengerikan berlompatan, bergulingan, lalu melekat erat-erat di tubuh perempuan. Seperti uap, kadang baunya menyengat dan memusingkan orang-orang yang berada di sekitarnya. Bahkan membuat mual si pemilik tubuh. Kutukan itu menempel erat, tak ada sepotong makhluk pun bisa mengupasnya. Semua itu harus dijalani seorang perempuan. Dengan tubuhnya yang indah dan bertaburan aroma sering mengundang keringat lelaki meleleh. Perempuan harus punya cinta , harus jatuh cinta, dan harus mahir bercinta! Konon, tanpa rasa cinta seluruh makhluk di bumi ini tidak ada. Katanya cinta juga bisa membuat pralaya, grubug, kiamat! Apakah pohon tumbuh juga karena cinta? Aku tumbuh karena cinta? Cinta dari siapa? Apakah aku memiliki orang-orang yang mencintai aku? Atau, punyakah aku cinta? Bolehkah kita hidup tanpa cinta? Bisakah kita tumbuh tanpa cinta? Besarkah kita? Hidupkah? Lalu kenapa harus ada perceraian, perpisahan? Di mana cinta bersembunyi saat itu? Apa itu bagian dari cinta dengan wujudnya yang berbeda? Aku tidak percaya cinta itu ada. Sejak adikku berkata: "Kita ini anak siapa? Kenapa orang yang mengaku orang tua kita sibuk dengan anak-anak mereka. Lalu pada siapa kita harus mengadu? Bermanja-manja. Minta tolong. Kita ini anak siapa? Apakah kelahiran kita diinginkan? Kenapa sejak kecil kita harus mencoba mengerti tentang mereka? Kapan mereka mau mendengarkan kita, memperlakukan kita sama seperti anak-anak baru mereka? Berpikir tentang kita? Khawatir sesuatu yang membahayakan mengancam kita? Punyakah mereka cinta, harapan, dan cerita ketika membuat kita?" Aku tidak bisa menjawabnya. Pemikiran itu justru tidak pernah ada di otakku sampai adikku berkata seperti itu. Iya, punyakah manusia-manusia yang membuat kami ada sepotong cinta? Mungkin secuil. Sampai buntu otakku, tidak ada jawabannya. Tapi aku senang dengan pertanyaan adikku itu. Aku mulai mencari hakikat cinta yang membuat aku ada. Melalui sebuah pohon beringin besar yang tumbuh di kuburan. Dia begitu ramah. Kukuh dan kuat. Setiap memandangnya kutemukan figur bapak. Sulur-sulur yang memenuhi tubuhnya sering kulihat seperti tangan lelaki yang ingin mendekapku. Kadang keteduhan daunnya yang hijau dan beraroma cinta seperti potret seorang ibu yang menimang anaknya. Menciumi tubuhnya yang lembab. Kutemukan kedamaian dan kasih sayang. Kutemukan wajah bapak dan ibuku yang hilang. Aku mengagumi pohon beringin besar yang tumbuh dekat Pura Dalem di tikungan gang. Aku sering lewat di jalan itu menuju kantor. Kulewati jalan itu hampir lima tahunan. Tapi aku tidak pernah melihat pohon itu, sampai sebuah peristiwa menimpaku. Aku hampir ditabrak dokar. Pohon itulah yang menolongku sehingga aku tidak masuk lubang besar. Tangannya yang kukuh merangkul tubuhku yang kurus. Aku pun berayun tidak jadi masuk got. Kami tertawa dan melempar senyum. Aku selalu mengagumi pohon itu. Terlihat kekar, dengan urat-urat keras dan kaku. Bagiku, dia satu-satunya makhluk hidup yang paling menggairahkan dibanding makhluk hidup yang lain. Dia sangat seksi mengalahkan ratusan lelaki yang pernah kukenal dalam hidupku. Kau tahu pohon beringin? Kuceritakan padamu tentang aku dulu, sebelum kau mengenal pohon beringinku. (saat ini kehadiran dia seperti seorang kekasih bagiku. Diam-diam, aku sering melumatnya di dalam otakku. Menggenggam bayangnya untuk menidurkan tubuhku). Begini ceritanya, diamlah. Aku akan memulai cerita ini. Aku seorang perempuan, tubuhku kurus. Tulang-tulangku terbuat dari lidi enau, terlalu kecil untuk kriteria seksi. Tapi aku menyukai bentuk tulangku yang kecil, terlihat lucu. Rapi dan cantik. Mirip susunan gamelan. Tubuhku juga tidak gampang menggelembung seperti balon. Sering juga aku terobsesi ingin gendut, kesannya seksi memiliki tubuh sintal. Kuambil pompa kumasukkan ke mulutku, aku ingin sekali melihat tubuhku gendut. Seperti apa tampangku kalau gendut? Seperti drum minyak tanah? Atau seperti ibu-ibu gendut yang kerjanya menonton tv sambil mengunyah camilan. Pipinya tumbuh seperti bakpao. Jari-jariku tangkai bunga rumput. Rambutku buih ombak. Tubuhku belalang hijau yang sering menggerogoti dan membunuh daun-daun muda. Otakku ditumbuhi beratus jenis akar. Bukan urat kupikir, karena setiap akar dalam otakku, selalu memiliki cerita sendiri, satu dengan yang lain berbeda. Kau pasti tidak percaya. Kadang, akar-akar dalam otakku juga berbicara sendiri. Yang sering membuatku jengkel, akar dalam otakku sering memiliki keinginan sendiri. Sering sekali dia bertindak semaunya. Sialnya, dia juga bisa memaksaku! Untuk melakukan suatu hal yang dia inginkan. Kau bisa bayangkan akar-akar otakku? Dia itu makhluk paling egois, yang selalu meremas setiap impianku, dan menggelindingkan mimpinya sendiri untuk kuteguk. Main paksa!Pernah aku datang ke praktek dokter terkenal. Kata orang-orang, dia adalah dokter terbaik di pulauku, tamatan sekolah terbaik di Jerman. Orangnya lucu, tampangnya tidak menunjukkan dia seorang intelektual (seperti teman-teman yang sering kutemui), dia terlihat seperti lelaki minder, tapi aku yakin otaknya pasti ditumbuhi akar. Ketika dia melihatku, aku merasa langsung sembuh. Matanya saja mampu mengobati penyakitku. Aku tak bicara, dia langsung memegang kepalaku. Dia benar-benar mengerti maksudku, aku direbahkan di kasur putih, sebuah alat yang kupikir mangkuk, menyekap kepalaku. Sebuah sinar, mengupas tubuh dan tulangku. Juga otakku rasanya seperti dikelupas. Sinar itu juga hampir membunuh mataku. "Sudah. Anda bisa duduk kembali."Dia hanya manggut-manggut, menulis sesuatu di kertas, lalu menyuruhku antre di apotek. Aku tak pernah menebus obat yang diberikannya, karena matanya mampu membuatku lebih segar. Bagiku itu sudah cukup. Sejak bertemu dengan dokter itu, aku merasa lebih fit. Aku punya teman yang mengerti bahwa kepalaku tidak dipenuhi urat tapi akar! *** Sekarang aku ada di jalan. Motorku tiba-tiba saja mati di sebuah tikungan yang sangat tajam, aku merasa ada beratus-ratus mata menatapku. Aku mendengus. Menantang tatapan mata itu. Gila! Mata itu berasal dari sebuah pohon beringin besar, sangat besar! Daunnya membungkus batangnya. Kakiku, kakiku, kaku! Benar-benar kaku. Aku mendekat, tubuh pohon beringin itu memiliki aroma khas, daging manusia terbakar! Aku menarik napas, wanginya benar-benar luar biasa, merasuk, dan melubangi pori-pori tulangku. Aku menyukai bau itu, begitu khas, dan membuatku bergairah. Sejak bertemu dengan pohon beringin itu, aku melupakan dokterku. Yang ada di kepalaku hanya tubuh pohon itu, daunnya rimbun, dan hijau, dia tampak begitu seksi dan menakjubkan. Akar-akarnya begitu liar ketika menyentuh tubuh tanah. Aku sering bergidik, ketika mereka mulai bermesraan. Kadang beringin besar itu meneteskan cairan yang berbau anyir. Aku senang memandang kemesraan tanah, dan pohon beringin itu. Yang membuatku takjub lagi, tanah itu mengandung bangkai manusia. Itulah pohon beringin itu, orang-orang sering datang mengambil daunnya untuk upacara. Musik di tabuh, bunga di sebar. Setiap orang-orang datang pohon beringin itu tersenyum, sambil merontokkan beberapa daunnya. Dia senang mendengar gamelan, kadang matanya sering nakal ketika melihat perempuan-perempuan cantik berkain dan berkebaya ketat bersandar di tubuhnya. Orang-orang yang memetik daunnya sering bercerita padaku, pohon beringin itu sesungguhnya telah ada sejak raja Denpasar membangun Pura Dalem ini, bahkan raja bisa berdialog dengannya. Pohon itu juga bisa menceritakan asal-usul kerajaan Bali, bahkan dia juga konon bisa memberi tahu, perempuan tercantik yang harus dijadikan istri oleh raja untuk menambah kewibawaan,kekuasaan dan kejantanan. Masih kata orang-orang, pohon beringin itu bisa membunuh orang-orang yang ingin menguji kesaktiannya. Getahnya bisa membuat orang buta. Ranting pohonnya bisa menjelma keris tajam yang siap menjatuhkan tubuhnya di jantung manusia, menghisap darah dan menyedot energi hidup. Aku menyukai pohon beringin itu. Sampai suatu hari, ketika aku menikah. Pohon itu tiba-tiba saja muncul di atas tubuhku. Dia ingin menindih tubuhku. Bahkan dari sorot matanya aku tahu dia ingin meremas dan membunuh lelakiku. Kulihat, akar-akarnya mulai mendekati ubun-ubun lelakiku. Aku ingin berteriak, membangunkan lelaki yang tertidur di sebelah kiriku. Lelakiku tetap diam, bahkan membalikkan tubuhnya. *** Pagi-pagi aku terbangun. Setumpuk cucian piring, sisa nasi, sisa sayuran, dan sisa makanan kami. Tiga hari! Belum dicuci! Aku menutup mataku. Berjalan menuju ruang tamu, kakiku menyentuh benda asing, begitu lengket dan bau anyir. Itu muntahanku, memenuhi seluruh ruang tamuku. Bahkan kulihat kaki kursi dan meja tamu mengambang. Kelihatan sekali mereka jijik. Aku meraba kursi tamu, mereka merenggut tanganku. Lalu bersin, bau cat hampir saja membuatku muntah. Bantal kursiku melompat dan menutup mulutku, muntahanku kembali tertelan. Sekarang aku berbalik. Masih menutup mata. Aku ingin berada di belakang. Aku mencium bau apek, bau yang luar biasa. Pelan-pelan aku membuka mataku. Hyang Jagat! Setumpuk bajuku, dan baju lelakiku! Seminggu, dua minggu, tiga minggu? Aku tidak tahu berapa ratus hari baju-baju itu telah berada di tempat cucian. Perutku yang membuncit terasa ingin meletus. *** "Hal terbodoh yang dimiliki manusia adalah mencintai seseorang. Dan kau adalah makhluk bodoh, tolol, goblok! Sialnya lagi kamu perempuan! Dan kamu sedang menunjukkan pada dunia bahwa kau perempuan terhebat. Buktinya, kamu bisa menumbuhkan sepotong dagingmu dan daging lelakimu di perutmu. Kau bangga bisa membuat manusia? Sakitkah? Tidak nyamankah?" Aku terdiam. Sambil tetap memejamkan mata berharap ada kekuatan gaib yang membantuku membersihkan rumahku. Membantu mencuci piring, mencuci baju, menyetrika, dan membersihkan sisa muntahanku yang tidak pernah di pel lelakiku, tiga bulan usia makhluk di perutku. Seumur itu juga muntahan di ruang tamu! "Menjadi manusia itu sial! Coba kau putar otakmu. Ketika kau jatuh cinta, seluruh tubuhmu kau biarkan terbuka, kau berharap semua lelaki bisa dengan santai menghirup aroma keindahannya. Lalu, kau akan memberikan pada seorang lelaki. Juga atas nama cinta! Kau akan melayaninya, bahkan ketika lelaki itu meminta tubuhmu, kau dengan senang hati membuka kulitmu, membiarkan lelakimu itu menyantap tubuhmu. Lalu apa yang terjadi? Ketika lelakimu itu menyantap tubuhmu dengan sendok dan garpu. Membalikkan tubuhmu seperti ikan panggang, menusuk, mengerat dagingmu, lalu menelannya dengan rakus, sampai lelaki itu memekik. Apa yang kau dapat? Tubuhmu ditumbuhi daging, daging yang memiliki akar-akar kuat, menguras seluruh tubuhmu. Itukah hasilnya cinta? Untuk sepotong lelaki, kau korbankan tubuhmu, dagingmu!" Aku terdiam, sambil tetap memejamkan mataku. Ya, kurasakan tulang-tulangmu sedikit menciut. Gumpalan daging dalam perutku seperti terus mendesak, sering juga dia melompat-lompat, membuatku mual. Dan kembali muntah. Seluruh makanan yang kumasukkan keluar, persis seperti yang kutelan. Lalu mana makanan untuk tubuhku? Sementara tiap malam lelakiku menyantap tubuhku lengkap dengan pisau, sendok, dan garpu. Kadang ditemani white wine terbaik. "Menjadi perempuan itu menurutku sudah kutukan. Kau tambah lagi dengan cinta. Memang kau sering katakan: Hidupku tidak akan lengkap, menjadi perempuan itu harus bisa mencintai, dan cinta itu harus jatuh ke sepotong lelaki, bukan makhluk lainnya, perempuan misalnya! Kau berteriak, dan menyadarkan dirimu sendiri. Kadang aku berpikir kau sedang berkata dan memaki dirimu sendiri. Tapi mencintai itu suatu keunikan. Kau pernah rasakan rasa seperti ini: jam yang tiba-tiba begitu lambat. Hidangan lezat yang hambar, atau kau tidak bisa tidur karena potongan lelaki itu muncul di seluruh ruangan yang kau kunjungi. Bahkan ketika kamu memejamkan mata. Hasilnya apa? Tubuhmu yang tambun. Rasa sakit yang terus mengerat daging di perutmu. Mual yang tak ada habisnya, tulang di pinggangmu yang mau patah! Atau sudah patah?" Aku lelah. Tak ingin makan, tak ingin pulang. Dan, kupikir aku mulai merasa tak memiliki siapa pun. Tidak juga daging yang mulai tumbuh dan membesar di perutku. Kuseret tubuhku. Aku datang ke pohon beringin kesayanganku."Kau datang lagi kan? Bahagia?" Aku terdiam, menjatuhkan tubuhku yang mulai membesar. Meluruskan kakiku, dan menyandarkan punggungku ke batang tubuh beringin itu. *** Sebuah kelelahan yang dalam merusak seluruh akar-akar dalam otakku. Cucian piring yang menumpuk, baju-baju kotor, sampah di dapur, muntahanku yang memenuhi ruang tamu. Kamar tidur yang tidak pernah diganti seprainya. Korden-korden yang diselubungi debu. Taman-taman yang mulai dirambah alang-alang yang makin liar dan meninggi. Kaca-kaca jendela yang menghitam, genteng bocor, kasur bau apek. Aku merebahkan tubuhku yang makin membesar, ku cium harum rumput. Ketika rasa lapar mengejarku. Daging dalam tubuhku makin menjadi-jadi, kurasakan daging itu mulai menggigit perutku, menguras seluruh simpanan lemak yang menggumpal di perutku. Aku meringis, kutelan rontokan daun-daun beringin yang mulai membusuk, dan hampir menyelimuti tubuhku. Perutku makin membesar, bahkan daging yang di tanam oleh lelakiku makin menyusahkan. Pelan-pelan aku mengangkat kakiku tinggi-tinggi. Aku mengambil pisau, ku potong kakiku, kukerat dagingnya. Darah segar menetes dan aku mengisapnya pelan-pelan. Beratus-ratus tahun aku hidup dari sebuah kaki. Besoknya, kulihat sepotong tubuh lelakiku diusung orang-orang, wajahnya pucat, kain putih mengikat tubuhnya. Orang-orang melempar tubuhnya ke tanah. Aku bersembunyi di balik tumbukan daun beringinku. Ketika senja datang, akar pohon beringin menguras tanah tempat lelaki di tanam. Seperti potongan kayu kering, lelakiku dihidangkan di depanku. Aku menyerahkan sebuah kakiku, dan lelaki itu menatap mataku, kuhidangkan potongan kakiku, dia mulai bergerak, dia mulai hidup dan bisa bernafas. Sebuah kaki kuberikan untuk sepotong lelaki yang pernah dibenamkan tanah. Senja turun, dan jatuh menimpa kepalaku. Buntalan perutku meletus, sepotong daging meloncat dari tubuhku. Sepotong lelaki! Beringin itu mencengkeram tubuhku dengan akar-akarnya yang menggantung, lalu membenamkannya ke tanah. Aku berteriak. Mengamuk. Menyelamatkan potongan daging lelaki yang muncrat dari perutku. Dengan sisa kekuatanku, kubunuh pohon beringin itu. Kugigit tubuhnya, kumakan daun-daunnya sampai tak tersisa. Sampai orang-orang tidak pernah lagi bisa melihat tubuh pohon itu lagi. Aku puas, sambil menggendong potongan tubuh lelaki kecilku. (Sumber : Media Indonesia Online)

WAJAH SMANSA DULU

SMA Negeri 1 Curup bukan hanya mata tempat menimba ilmu, namun juga merupakan tempat yang nyaman, Tempat yang nyaman berarti Indah coba kita lihat foto dokumen tahun 1997 dibawah ini..............
Indah bukan...? ini tercipta dari tangan - tangan siswa - siswa SMA Negeri 1. Emang ini hanyalah sejarah yang tak mungkin bisa di kembalikan. Sekarang bagai mana SMA Negeri satu ditangan mu........?
Apakah kalian mau keindahan Smansa hanyalah Cerita belaka.!
Apakah kalian mau sejarah rusak ditangan mu.....................!
Apaka kalian Mau sekolah kita menjadi tertawaan banyak orang.!
Kekerasan bukanlah salah satu yang membuat Smansa Jadi Tertib
Kekerasan bukanlah salah satu yang membuat Smansa Jadi Indah
Kekerasan bukanlah salah satu yang membuat Smansa Jadi Mega
Kekerasan bukanlah salah satu yang membuat Smansa Jadi Berprestasi
Kekerasan bukanlah salah satu yang membuat Smansa Jadi ..................
Sekarang Pikirkan, Renungkan, dan bayangkan......... kalau hanya itu yang bisa kita berikan.................
Ingat !!!!!!!!!!!!!!!!!
Di Negeri Luar sana Orang tidak lagi Berfikir..........
Di Negeri Luar sana Orang tidak lagi Merenung..........
Di Negeri Luar sana Orang tidak lagi Berhayal..........
Namun mereka diluar sana berhasil Karena adanya tindakan dan perlakuan...............
Motto :
"Dari Pada Membangun Istana Di alam hayal lebih baik membangun Gubuk Dialam Nyata"

Ulang Tahun SJHC

Ulang Tahun SJHC ke - 19 Tahun 2008
Sparta Jarpala Hiking Klub adalah Salah Satu Ekstra kurikuler diSMA Negeri 1 curup, Baru - baru ini SJHC Merayakan hari ulang tahun yang ke 19. Semoga dengan SJHC kedepannya menjadi ekstra yang lebih baik unggul dan memiliki anggota yang berdedikasi, bijak dan berprestasi disegala hal

Seandainya pohon bisa memberontak dan bicara tentunya ia bakal menjerit ketika ditebang, seadainya satwa liar itu bisa bicara tentunya ia bakal menyelamatkan hidupnya, namun kita sebagai manusia punya mulut, hati, telinga, otak malah diam saja melihat, mendengar jeritan-jeritan alam yang rusak ditangan kerakusan spesies manusia seperti kita ini. Apakah kita bangga dengan kekuasaan kita sendiri sementara kita telah melakukan bunuh diri secara perlahan bersama-sama oleh perbuatan kita sendiri.

Sebelum kita membahas pecinta alam dan kegiatannya mari kita pahami betul apa epistemologi dari “Pencinta Alam”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Cinta mempunyai empat makna, yakni, [1] ‘suka sekali’ ; ‘sayang benar’ ; [2] ‘kasih sekali’ ; terpikat’ ; terpikat ; [3] ‘ingin sekali’ ; berharap sekali ; ‘rindu’ ; dan [4] ‘susah hati ; risau’ (1993 -190). Yang artinya pencinta diberi makna ‘orang yang suka akan’ (h191). Selain itu kata alam yang diserap dari bahasa Arab, di Indonesia berkembang sehingga mempunyai tujuh makna. Ketujuh makna itu ialah [1] ‘segala ada yang dilangit dan dibumi’ ; [2] ‘lingkungan dan kehidupan’ ; [3] ‘segala sesuatu yang termasuk dalam satu lingkungan dan dianggap satu lingkungan dan dianggap sebagai satu keutuhan’ [4] ‘segala daya yang menyebabkan terjadinya dan seakan-akan mengatur segala sesuatu yang ada di dunia ini [5] ‘yang bukan buatan manusia’ ; [6] ‘dunia’ ; dan [7] ‘kerajaan ; daerah ; negeri ‘ (h.22). Kalau kedua kata tersebut digabung maka arti dari pencinta alam adalah ‘orang yang sangat suka akan alam’.

Namun tidak disaat ini, pencinta alam yang sebenarnya hanya pantas ditunjukan pada masyarakat asli hutan, organisasi non pemerintah yang peduli terhadap lingkungan dan alam, individu yang peduli dengan lingkungan hidup lewat kemampuan yang dia bisa, seperti menanam pohon, membuang sampah tidak sembarangan, tidak memelihara satwa liar yang dilindungi UU, tidak menebang pohon ditaman nasional dan disekitar hutan lainnya, naik sepeda, menulis tentang lingkungan, membuat film tentang hutan dan kelestariannya, dan masih banyak lagi bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Makna ‘orang yang suka akan alam’ berarti manusia yang peduli dengan alam dan menjaga kelestariannya. Dengan menjaga kelesatariannya berarti ia membela nasib hutan dan satwa liar yang sedang mengalami kepunahan bukan berpetualang menantang andrenallin naik gunung, memanjat tebing, atau membuka jalur untuk latihan atau dengan bangga bisa menaklukan alam.

Sejarah memang harus dipelajari tentang pendirian pencinta alam yang motori almarhum Soe Hok Gie, Herman Lantang dan kawan-kawan. Di era 60-an memang terjadi pergolakan masa transisi kemerdekaan. Invansi politik praktis diluar kampus Universitas Indonesia lewat organisasi dan kesatuan aksi mahasiswa dari berbagai atribut dan ideologinya berusaha memasuki Universitas. Namun, Almarhum Soe dan rekan-rekannya tidak peduli dan menjadi kelompok yang tidak memihak dengan kemelut politik saat itu. Mereka lari ke gunung dan pergi ke tempat-tempat sepi terpencil. Kalau penulis menyimpulkan contemplasi ala raja-raja Jawa seperti pendeta-pendeta hinduisme. Mereka paham waktu itu posisi benar-benar terjepit. Kebersamaan dan pengalaman itulah lahir istilah pencinta alam, yaitu Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Prajnaparamita FSUI. Di Tahun 1971 nama Prajnaparamita dilepas diganti dengan Mapala UI. Alhasil bangsa yang euforia ini bermunculan organisasi pencinta alam baik dari kampus dan diluar kampus.

Kegiatan mereka hanya berlarian ke gunung, ke goa, ke tebing hanya untuk menikmati alam. Jaman abad ini sudah berubah namun masih ada saja organisasi pencinta alam baik dari kampus dan masyarakat yang bergiat untuk naik gunung, ke goa, arung jeram, ke tebing atau pendidikan seperti gaya militer, menggampar seenaknya calon peserta dengan alasan biar berdisiplin seperti militer. Padahal pendidikan ala militer dewasa ini dengan kekerasan sudah mulai dikurangi.

Pernah penulis mendengar cerita dari aktivis lingkungan dari negeri yang hutannya sudah hilang bahwa seandainya gunung itu dipenuhi sampah dan hutannya gundul, iklimnya panas, sungai dipenuhi limbah pabrik, tebing karst di bom dan batunya diambil untuk bahan lantai, meja, dan satwa liar yang eksotik punah seperti Harimau Jawa, Jalak Bali. Apakah organisasi pencinta alam baik itu dikampus maupun diluar kampus diam saja melihat itu semua.

Memang hutan Indonesia belum parah meski terlihat parah atau sungai-sungai masih belum tercemar hingga bisnis olah raga arus deras pun menjamur atau gunung masih ada tempat menarik meski jauh paling atas, goa-goa masih banyak yang bagus, tebing-tebing masih menjulang tinggi toh mereka hanya santai-santai saja atau tidak perduli sama sekali lebih mementingkan event-event kejuaraan atau pelatihan-pelatihan yang tidak ada hubungannya dengan makna dari pencinta alam. Sangat tragis benar.

Apa ada yang salah dari Almarhum Soe Hok Gie dan kawan-kawan lamanya hingga penerusnya hanya mementingkan kepuasaan sesaat atau kode etik pencinta alam Se-Indonesia yang syahkan bersama dalam gladian ke-4 yang setiap kegiatan wajib dibacakan setiap kegiatan seperti maksud dari pesannya Pencinta Alam Indonesia adalah sebagai dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kami kepada Tuhan, Bangsa dan Tanah Air. Dengan kesadarannya mereka (Pencinta Alam) menyatakan pada poin 2 yang isinya memelihara alam beserta isinya menjadi ucapan atau janji tanpa makna (Lip Service).

Namun hasilnya pun hutan tetap gundul, satwa liar makin lama makin punah, bencana lingkungan mulai bermunculan, bahkan pemanasan global yang dibicarakan setiap negara dan para aktifis lingkungan dari LSM dengan gencarnya mencari solusi. Sedangkan organisasi yang namanya Pencinta Alam belum menunjukan taringnya untuk peduli terhadap lingkungan. Bahkan hanya bisa dihitung oleh jari organisasi pencinta alam yang peduli terhadap lingkungan. Atau menurut saran respon dari pembaca tulisan Quo Vadis Pecinta Alam yang ditulis penulis mending diganti saja nama pencinta alam dengan nama jenis petualang. Biar tidak terjadi pembiasan makna dari kata Pencinta Alam.

Alhasil, makin sepinya minat pemuda sekarang untuk masuk organisasi pencinta alam. Tradisi lama masih dipakai tidak ada formulasi-formulasi baru untuk merefleksikan kegiatan-kegiatannya. Atau organisasi pencinta alam dewasa ini telah bangga dengan “establishment” (kemapanan). Kebiasaan-kebiasaan lama yang harus ditinggalkan malah terus diulang-ulang saja seperti pendidikan dengan kekerasan atau perbedaan yang antara senior dan yunior, pendendaman akibat dari pendidikan yang keras, menebang pohon untuk simulasi SAR, atau pembukaan jalur. Meski kecil namun tetap saja kita memberikan pendidikan yang tidak baik terhadap masyarakat sekitar gunung atau hutan.

Pernah penulis ditanya saat masuk organisasi mahasiswa pencinta alam waktu masih kuliah dulu oleh senior, apa tujuan anda masuk pencinta alam? Penulis menjawab ingin mengenal alam lebih dekat. Namun, ketika pendidikan tidak dikenalkan dengan alam malah disiksa di bentak meski tidak ada kekerasan fisik, membuka jalur hutan dengan parang seperti kesatria.

Ironisnya, bencana-bencana alam tidak separah di jaman itu. Namun saat ini kita mendengar dan merasakan dampak dari penyakit lingkungan seperti pemanasan global, banjir, longsor, tsunami, belum lagi penyakit-penyakit aneh lainnya. Apa kita sebagai pencinta alam terus merenung naik gunung?Apa kita sebagai pencinta alam masih saja manjat memenuhi kepuasaan jiwa? Apa kita sebagai pencinta alam terus menelusuri goa?Apa kita sebagai pencinta alam terus pergi keriam berarung jeram melintasi sungai?Apa kita sebagai pencinta alam bangga dengan ucapan sebagai penikmat alam? Waktunya kita bergabung dan belajar dari organisasi-organisasi non pemerintah, masyarakat dengan kearifan tradisional sekitar hutan yang peduli terhadap lingkungan untuk melakukan sinergi bersama mencari solusi tentang kerusakan alam. Ini tugas semua pencinta alam Indonesia di abad 21 ini. Waktunya meninggalkan dunia petualang. Take Action Now!

Penggeladian SJHC ' 2008

Sparta Jarpala Hiking Club (SJHC) Tahun ini menerima anggota baru yang dan telah melaksanakan penggeladian anggota baru Tanggal 23 November 2008 Dilaksanakan di Kawasan Sawah Terbis dan sungai Musi. Jumalah Peserta yang mengikuti penggeladian tahun ini sebanyak 15 orang terdiri dari 11 orang kelas X dan 4 orang kelas XI.
Peserta dan Panitia Pelaksanaan Penggeladian SJHC '2008
(lihat Semuanya)

TEATER PETAS

Seni Teater Petas pada dasarnya merupakan hasil dari sebuah proses yang berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan pikiran dan mental spritual masyarakat di lingkungan teater itu sendiri. Proses perkembangan teater ini merupakan hasil tarik menarik sebuah alkuturasi dari berbagai komponen yang kompleks. Sebuah karya teater terbentuk karena di dalamnya memiliki dimensi dan esensi yang lebih dalam. Imajinasi dan kreativitas manusia menjadikan seni itu memiliki nilai, sehingga dapat diapresiasi / dinikmati oleh masyarakat luas.
Imajinasi dan kreativitas kitalah yang akan membuka pintu menuju kemajuan, menuju produk baru dan pelayanan baru, menuju pasar dunia yang baru, menuju cara komunikasi yang baru, menuju cara-cara baru melestarikan lingkungan dan sumber daya alam kita. Imajinasi dan kreativitas kitalah yang akan menghadirkan hal-hal yang lebih indah, lebih berirama. Ruang dalam teater adalah ruang tempat manusia membaca tanda-tanda kehidupan, baik kehidupan di masa lampau, sekarang atau yang akan datang, sebuah ruang di mana bisa berfungsi pula sebagai cerminan kehidupan. Karena selain media pengungkapan pikiran dan perasaan teater pun tak ubahnya kehidupan itu sendiri atau bisa disebut pula miniatur kehidupan yang mewujud dalam cipta dan karsa manusia di atas pentas, yang syarat akan simbol dan makna. Pewujudan kehidupan dalam teater tentu tidaklah sekedar ingin mewujud dan setelah itu selesai. Namun perwujadannya mesti melahirkan harapan-harapan yang bisa memberikan spirit pada kehidupan manusia. Setidaknya memberikan perenungan, kecerdasan dan keindahan artistik dari gagasan-gagasan yang ditawarkan. Pada setiap proses garapan teater, kami sering kali mengusung gagasan yang tidak mengacu pada gaya pemanggugan realisme Stnaslavsky, tetapi lebih berpijak pada spirit teater tradisonal ( Longser ) dan Teater epis Brecht. Spirit itu merupakan dasar pijakan, yang kemudian dikembangkan dengan gaya dan pengalaman yang dimiliki sehingga menjadi "gagasan baru" yang mewujud dalam "betuk baru", dan kami menyebutnya dengan sebutan Teater Sabrehna. Sabrehna diambil dari bahasa Sunda yang artinya seadanya, senyatanya. Sabrehna dalam teater kami adalah konsep teater yang tercipta dari hasil percampuran berbagai konsepsi teater yang sudah ada, kemudian diramu kembali dengan hasil penemuan-penemuan sendiri dari pengalaman selama berproses, hingga terlahir satu bentuk teater yang tidak dikatagorikan lagi sebagai penganut mazhab tertentu (Stanislavky-an, Brecht-an, grotovsky-an atau Artaud-an dan lainnya lagi). Sabrehna (senyatanya) apa yang dilihat, sabrehna (senyatanya) apa yang di pikirkan, sabrehna (senyatanya) apa yang dirasakan dan sabrehna (senyatanya) apa yang digerakan, dalam koridor penuh kesadaran tanpa mengesampikan etika dan kekuatan estetik sebagai pertanggungjawaban kepada publik. Perlakuan seperti itu dilakukan bukan berarti menyepelekan mazhab-mazhab teater yang sudah ada, tapi lebih pada kekhawatiran kami terjebak dalam pergulatan mazhab. Juga pertibangan akan tidak bisa sepenuhnya mengikuti metode mereka, realis tidak bisa seutuhnya realisme, Artaud tidak seutuhnya Artaud, Brecht tidak seutuhnya Brecht. Adapun spirit Brecht dijadikan acuan dasar, ini lebih karena konsep Brecht memiliki keunikan yang hampir sama dengan spirit Longser yang akrab dengan kehidupan kami. Kalaulah boleh, kami katakan keunikan Longser dengan istilah "main-main dalam bermain, tapi tidak main-main" atau "bermain-main dalam kesungguhan, bersungguh-sungguh dalam bermain". Artinya ada kesungguhan atau kesangupan bahwa sang pemain sedang bermain dan adanya kesadaran untuk berkomunikasi dengan publik. Terakhir, besar harapan konsep ini menjadi wacana lokal yang mampu menembus dunia global.

Kita Berbeda

Dalam tatanan sosial, prinsip equality atau egalitarianism adalah salah satu prinsip penting di jaman modern ini. Prinsip inilah yang jadi dasar pijakan demokrasi bahwa semua orang dianggap sama, punya hak yang sama (satu suara) dan tidak boleh dibeda-bedakan.Tidak boleh ada diskriminasi berdasarkan agama, ras, jenis kelamin atau apapun. Tidak ada kelas dalam masyarakat, tidak ada kasta seperti di India. Semua orang sama. Nice isn't it? :) Kamu mungkin akan berargumentasi bahwa hal diatas cuma dalam teori dan banyak praktek yang tidak sejalan dengan teori itu. Mungkin. Yang lucu, baru gue sadari, bahwa dalam tatanan pribadi, teori equality atau kesamaan itu bukan saja mungkin tidak dipraktekkan, tapi bahkan salah sama-sekali. We are totally differentiates people that are around us. We discriminate, there are no egalitarianism rationale when we are talking in the individual level.Coba kamu liat di sekeliling kamu ada siapa aja? Bukankah adalah sebuah kenyataan bahwa kita selalu meng-assign rating hubungan kita pada setiap orang? Kita mengkelas-kelaskan orang-orang disekeliling kita. Ada yang kita deket ada yang jauh, ada yang sahabat, ada yang kenal gitu-gitu aja.Temen, yang namanya temen, ada temen rumah, temen kantor, temen sekolah, temen lama, temennya temen, temen maen, temen blog, temen ceting dan seterusnya, dan seterusnya.Bahkan dalam kelompok yang namanya keluarga pun kita membuat kelas-kelas. Ada yang namanya ayah, ibu, adik, kakak, ISTRI, mertua, kakak ipar, adik ipar, paman, bibi, keponakan, keluarga deket, keluarga istri, keluarga jauh, keluarga jauh banget, keluarga ga kenal : Dan bukan saja kita membedakan dan membagi orang-orang di sekeliling kita pada kelompok-kelompok, kita juga memperlakukan mereka berbeda, kita mendiskriminasikan mereka berdasarkan kedalaman atau kedekatan mereka pada kita. Contohnya, gue cuma have sex sama istri gue aja (atau ama pacar gue dalam kasus lain) dan itu special, khusus gue bedain buat istri gue aja. Karena dia BEDA.
Gue cuma curhat sama temen gue si A dan B aja, bukan aja karena mereka emang enak di curhat-in tapi juga karena mereka yg paling tahu gue dan paling gue percaya, gue ga curhat ama orang lain lagi, misalnya. Dan seterusnya, dan seterusnya. Kalo rate-nya 1-10, maka si A buat gue adalah 8, si B 4, si C mungkin 6.5 dst. Kita bahkan bisa membuat All Time Top 10 List of the Most Important Person In My Life berdasarkan penilaian ini. Di jaman Internet, direct connection dan dunia-maya-everything-goes ini, social network seperti Friendster got it wrong. Bukan berapa banyak (kuantitas) temen di list kita (di dunia maya dan dunia nyata) yang penting, tapi justru berapa dalam dan berarti (kualitas) hubungan kita dengan temen-temen itu. Feature penting ini yang seharusnya ada dari awal di Friendster, fitur dimana kita bisa membeda-bedakan orang disekitar kita, me-rate orang berdasarkan tingkat penting tidaknya orang tersebut pada kita, dan kita pada orang itu. Karena kita ternyata memang membeda-bedakan orang walau bagaimanapun para pejuang persamaan hak ingin menyadarkan bahwa semua orang sama. Jangan percaya kalo ada yang bilang kita ini SAMA! Egalitarianisme adalah mitos di level individual. Kita masing-masing beda Namun sekarang Saatnya Lupakan semua perbedaaan bntuk suatu kekeluargaan sehingga kita bisa hidup selalu berdampingan dan mari kita berpegangan tangan menuju ke masa depan yang cerah.
Bersama Diakhir Semester 2008
Kebersamaan Adalah hal Terindah
>
Kebersamaan itu sesuatu yang berarti besar dalam hidup untuk menjadi besar

Alam Rejang lebong

Air Terjun Suban Air Panas

Pariwisata Kita

Bukit Kaba
Berada di wilayah Kecamatan Curup,Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu ,Gunungapi Kaba dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda empat dari kota Curup melalui desa Simpang Bukit Kaba, yang terletak di jalan raya Lubuk Linggau-Curup, menuju desa terdekat (5 km dari arah puncak), Sumber Urip. Pencapaian dari desa ini bisa dilakukan dengan kendaraan roda gardan ganda atau dengan menggunakan sepeda motor maupun jalan kakibukit kaba Adanya jalan mobil yang menghubungkan antara kota Curup dan puncak kawah utama Gunungapi Kaba dengan melalui desa-desa Simpang Tiga Kaba dan Sumber Urip menjadikan gunungapi ini banyak dikunjungi oleh wisatawan, terutama wisatawan dalam negeri. Ditambah lagi dengan sumber mata air panas di jalur pendakian ini merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk datang. Fasilitas tangga di lereng luar Kawah Lama memudahkan para wisatawan untuk mencapai bibir kawah-kawah lainnya di kawasan puncak. Sumber mata air panas di Air Meles (lereng baratdaya) dan di Air Sempiang (lereng selatan) juga merupakan tempat-tempat yang potensial bagi wisata gunungapi di Kabupaten Rejang Lebong. Terdapat 8 kawah di puncak, masing-masing a.l : (Gbr.1) Kaba Lama, Kaba Baru, Sumur letusan 1940 Kawah Baru, Vogelsang I, lubang letusan 1951 (Vogelsang II). ketinggian 1952 m di atas permukaan laut. Penduduk di sekitar Gunungapi Kaba umumnya bertani sayur mayur. Kota Curup dengan desa Sumber Urip nya, terkenal sebagai sentra sayur mayur untuk Propinsi Bengkulu, bahkan pensuplai sayur mayur terbesar bagi kota Palembang, ibukota Propinsi Sumatera Selatan. Selain sayur mayur, penduduk di sekitar Gunungapi Kaba bercocok tanam kopi. Kopi Bengkulu yang terkenal itu sebenarnya adalah produksi dari para petani di wilayah Gunungapi Kaba

IPA ATAU IPS

Pilih IPA atau IPS......? Disaat kenaikan kelas dari kelas X ke kelas XI banyak di kalangan siswa yang kebingungan untuk memilih jurusan, Jurusan apa yang harus mereka pilih. Ini menjadi pertanyaan yang selalu muncul diakhir dari suatu Tahun pelajaran.
Untuk memilih jurusan haruslah serius, karena jurusan adalah yang akan menghantar anda menuju kegerbang keberhasilan, Jika salah maka yang anda dapatkan hanyalah impian. Namun hal ini perlu anda pertanyakan kepada diri anda sendiri karena anda yang akan menjalaninya, Pada dasarnya diantara dua jurusan IPA dan IPS memiliki keungunggulan masing-masing dan keduanya pun memiliki prospek yang cerah kedepannya. Berbicara masalah jurusan apa yang harus anda pilih ini haruslah sesuai dengan cita-cita anda sebenarnya, Ini semua anda yang tau...!
Banyak siswa yang mengkonsultasikannya kepada kedua orang tua, kakak, teman atau saudara dan lainnya, dengan demikian banyak juga siswa yang menjadi pusing ataupun bingung akibat mendengarkan info-info yang tidak kuat kebenaranya, Sebab jurusan yang dibayangkan adalah jurusan yang selama ini menjadi sorotan dan memiliki image yang baik hanyalah IPA, namun mereka yang meberikan solusi tidak tau akan kemampuan yang anda miliki. Sekarang apakah anda sudah tau kemapuan anda sendiri ? Jika anda sudah bisa menjawabnya berarti anda sudah mendapat memilih jurusan, jangan sekali-sekali anda mengambil resiko dengan ikut-ikutan orang lain karena coba anda simak beberapa ilustrasi berikut ini: ilustrasi (1); anda sering mendengar Jika seseorang mendirikan atau membuat usaha dengan modal yang besar dan meraih keuntungan yang besar pula, itu karena ia memiliki kemampuan dibidang usahanya, namun jika usaha itu didirikan oleh orang yang tidak memiliki kemampuan maka kerugianlah yang akan ia peroleh. ilustrasi (2) yang lebih gampang, anda sering Melihat sebuah pertandingan sepak bola, Jika seorang pemain memiliki keahlian atau skill yang baik bukan hanya ia saja yang dapat menikmati permainannya namun penonton pun akan sangat puas dengan permainannya, namun jika si-pemain yang tidak memiliki sedikitpun keahlian atau skill dalam bermain bola bukan saja penonton yang mengerutuk namun ia pun akan tersiksa selama ia berada didalam lapangan permainan, sehingga yang ada dalam benaknya hanyalah berharap waktu bermain lebih cepat untuk berakhir dan kemenangan menjadi sesuatu yang tidak mungkin ia raih (pesimis). Nah sekarang anda apakah sudah mendapat gambaran jurusan apa yang harus anda pilih. anda pasti sudah tau jawabanya ...!. IPA dan IPS adalah sama-sama jurusan yang memiliki dasar keilmuan baik dan masa depan yang cerah, jika anda menguasai serta memahami semua dasar-dasar materi yang menunjang kedua jurusan itu. "Dari pada menjadi ekornya ikan paus lebih baik menjadi seekor ikan tri " Kenapa demikian, dilihat dari besarnya ekor ikan paus, sangatlah besar dan gagah namun ekor akan selalu berada dibelakang dan tidak akan pernah berubah fungsi menjadi kepala yang dapat menikmati lezatnya makanan walaupun besar, akan tetapi se-ekor ikan tri walaun kecil namun ia bisa kemana ia mau serta ia bebas memilih apapun yang ia suka dan ia pun dapat mencicipi makan walaun itu hanya secuil lumut. Jadi maksudnya jika anda memilih kelompok yang besar, hebat, dan waaaah dengan hanya menjadi pelengkap penderita maka anda tidak akan perna mendapatkan sesuatu yang berarti. Namun walaupun anda berada dikelompok yang kecil yang dan anda menjadi ujung tombak atapun orang yang memiliki kemapuan yang hebat maka andalah yang akan menjadi pemimpinnya. ini semua hanyalah gambaran. Akan tetapi yang lebih hebat adalah anda besar , berpotensi serta menjadi yang utaman Orang Tua yang baik adalah orang tua yang selalu mendukung dan memberikan kebebasan kepada putranya untuk memilih dan menjalani apa yang ia inginkan seta memberi motifasi dan memberi fasilitas pendukung kepada putranya, bahwa yang telah di pilih itulah yang akan membawa putranya menjadi besar. Ingat dan Renungkanlah Bahwa kedua jurusan IPA dan IPS itu bagus semua, sejauh anda memiliki kemapuan dasar-dasar materi yang mendukung kedua Jurusan IPA dan IPS. Diakhir Pendidikan yang kita harapkan adalah KEBERHASILAN SEUTUHNYA "dan" BUKANLAH NILAI SEMU YANG HANYA BISA KITA PUBLIKASIKAN, NAMUN ILMU YANG DAPAT KITA APLIKASIAKAN KEDALAM KEHIDUPAN NYATA YANG DAPAT BANGGAKAN ORANG TUA.

Pesan :

Selamat Datang Di Alamku Duniku
" Semoga Informasi yang di sajikan dapat bermanfaat bagi anda yang mengunjungi Ku". Dan semua ini hanyalah sebuah pesan yang Nyata didalam dunia hayalku jika kau telah meninggalkan alamku duniaku ku harap kau juga tidak melupakan apa yang pernah Kau lihat dan Kau Baca Terima kasih jika kau telah mendengarkan apa yang pernah ku lihat
By.Three 2008
kata-kata Bijak :
  • Seseorang tidak akan menjadi Bijaksana di karnakan kebijakan orang lain namun seseorang akan bertambah pengetahuannya dikarnakan pengetahuan orang lain.
  • Janganlah kau membangunkan budak yang sedang tertidur pulas, mungkin ia sedang bermimpi tentang kebebasan. Namun ajaklah budak yang sedang termenung bercerita tentang kebebasan.
  • Kegiatan tanpa rencana hasilnya tidak akan penah memuaskan namun rencana tanpa kegiatan hasilnya nol besar.
  • Jangan pernah kau bertanya apa yang pernah sekolah berikan kepadamu namun tanyakan kepada dirimu apa yang pernah kau berikan untuk sekolah

INDAHNYA DUNIA KU

Dengan tidak mengganggu diriku, Kau sudah membawa dirimu menjadi orang yang baik.....
Terimakasih telah mendatangi duniaku

KEBEBASAN

KEBEBASAN
"Jangan Pernah membangunkan budak yang sedang tertidur pulas mungkin ia sedang bermimpi tentang kebebasan, namun ajaklah budak yang sedang termenung bercerita tentang kebebasan"

Keinginan

DIBALIK SEBUAH KE INGINAN

Jika kita berbicara tentang keinginan, banyak hal yang akan kita ungkapkan, setiap orang diciptakan penuh dengan keinginan namun tidak jarang kita merampas keinginan orang lain, baik sengaja maupun terpaksa di Keinginan kadang kala tidak bisa kita pisahkan dengan rasa kebanggaan, banyak orang bangga dengan kekayaan padahal ia orang yang miskin, bangga dengan kepintaran padahal ia adalah orang yang bodoh, bangga dengan kebijakan padahal ia bukan orang yang bijak. Bangga dengan pangkat padahal ia sendiri yang selalu dibudak oleh pekerjaan dan yang tidak kalah lagi bangga dengan pendidikan padahal ia seorang pendidik yang gagal dimata anak didiknya.

Begitu banyak yang harus kita renungkan, padahal kita sendiri jarang direnungkan orang. Saat merasa dalam menjalani kehidupan penuh dengan rasa ingin lebih dan selalu ingin lebih akan tetapi ia penuh dengan kekurangan.

Hal inilah yang kadang membawa seseorang sering berhayal dengan ketidak mapuannya ia mengibur dirinya dan memabawa dirinya menjelajahi alam hayal, mungkin itu yang dapat ia lakukan. Mengingat ini semua teringat seseorang yang memiliki jutaan kata bermakna : ” Jika ingin melihat lembah mendakilah kepuncak bukit, Jika ingin melihat puncak bukit terbanglah keawan namun jika ingin memahami awan penjamkan mata dan berhayalah tentan awan”. Ini berarti setiap orang yang ingin menempuh tempat terbaik maka lakukan lah dengan baik, dan mengajak kita untuk menikmati apa yang sekarang kita jalani. Tidak itu saja jika kita ingin merasakan apa yang kita rasakan kita harus maju satu langkah kedepan atau kita harus mundur ribuan langkah kebelakan maka barulah kita bisa menikmati indahnya tempat dan kedudukan kita sekarang................

Bersantai itu nyaman

Menjalankan Kewajiban itu Indah "Orang ingin bebas walaupun kadang-kadang menyita kebebasan orang lain, sekarang santai bukan berarti bebas dari kewajiban ini orang-orang yang kebebasannya diperoleh jika menjalani kewajiban"

Profil Gue

Foto saya
Curup, BENGKULU, Indonesia
Saya Adalah saya dan saya takkan pernah mengubah diri saya menjadi dirimu apalagi harus menjadi seperti dirimu...... Saya Mengajar disalah satu SMA Negeri di Kabupaten Rejang Lebong, Suatu pekerjaan tidak akan sempurna tanpa rencana, namun rencana tampa pekerjaan hasinya NOL Besar

SC3

SC3
Smansa Curup Cycle Club

Tau diri dong


Ayo Buruan Gabung Disini :

Kamus

Kata kata Orang Bijak


koleksi cerpen & novel

>

Potret Kegiatan SMAN 1 Curup

Anda Pengunjung ke :

click here for free hit counter code

Pesan Singkat


Terimakasih

Effek Animasi gue

Template by - Alamkuduniaku - 2008 - layout4all